Perkembangan Fisik
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik
bayi berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang
lebih besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Dalam rentang waktu 12 bulan,
bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, dan berjalan. Kemudian, selama tahun
kedua, pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi
pada kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat petumbuhannya justru berlangsung cepat
pada kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat petumbuhannya justru berlangsung cepat
Perkembangan Refleks
Refleks adalah gerakan-gerakan
yang bersifat otomatis atau tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap
rangsangan tertentu serta member bayi respon penyesuaian diri terhadap
lingkungan. Seifert & Hoffnung (1994), menyebutkan ada 12 gerak refleks
yang dimiliki oleh anak yang baru lahir. Secara garis besar, 12 refleks
tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu pertama, refleks survival, yaitu refleks
yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Kedua, refleks primitive, yaitu
refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik. Di
antara refleks-refleks yang muncul pada masa bayi itu adalah
:
:
- Refleks menghisap dan mencari : Refleks mencari terlihat ketika pipi bayi disentuh dan diusap dengan lembut, maka ia akan langsung merespons dengan memalingkan kepalanya kearah pipi yang disentuh. Dan bayi yang baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan di mulutnya. Namun, refleks menghisap dan mencari akan menghilang ketika usia mereka bertambah.
- Refleks moro (moro reflex) : Refleks moro adalah suatu respo tiba-tiba dari bayi yang baru lahir sebagai akibat adanya suara atau gerkan yang mengejutkannya. Refleks ini akan menghilang ketika bayi mendekati usia 6 bulan.
- Refleks menggenggam (grasping reflex) : Refleks menggenggam merupakan langkah awal bagi bayi untuk lebih memudahkan melakukan aktivitas menggenggam selanjutnya yang lebih disengaja.
Perkembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik adalah
gerakan-gerakan tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Keterampilan
motorik dibagi menjadi dua yaitu:
- Keterampilan motorik kasar (gross motor skill), meliputi keterampilan otot-otot besar lengan, kaki, dan tubuh, seperti berjalan, melompat, berlari, dll. Sebelum tingkah laku refleks menghilang, bayi sudah dapat melakukan beberapa gerakan tubuh yang lebih terkendali dan disengaja.
- Keterampilan motorik halus (fine motor skill), meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh seperti menyentuh, memegang, dll. Pada saaat baru dilahirkan, bayi masih mengalami kesulitan dalam mengontrol keterampilan motorik halus.
Perkembangan Sensori
Peralatan yang dirancang untuk
mengumpulkan informasi disebut dengan indera (sense) atau system sensorik. System
tersebut meliputi pengecapan, penciuman, pendengaran dan penglihatan.
Perkembangan Otak
Pada waktu bayi masih berada dalam
kandungan, badannya telah membentuk sekitar 1,5 milyar sel-sel saraf per menit.
Sehingga pada saat dilahirkan, bayi kemungkinan telah memiliki semua sel-sel
otak yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Namun, sel-sel tersebut belum
matang dan jaringan urat saraf masih lemah. Setelah usia 2 tahun, sel-sel otak
tersebut terus tumbuh dengan cepat dan dramatis mencapai kematangan, seiring
dengan pertumbuhan fisiknya.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah aspek
perkembangan manusia yang berkaitan dengan semua aktifitas mental yang
berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan masa depan. Selama masa bayi, kapasitas intelektual atau kognitif
seseorang telah mengalami perkembangan.
Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial
berhubungan dengan perubahan – perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian serta
perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Meskipun
dalam pemenuhan kebutuhannya bayi masih sangat tergantung pada orang lain,
namun bukan berarti mereka sama sekali pasif. Sebab, sejak lahir, pengalaman
bayi semakin bertambah dan ia berpartisipasi aktif dalam perkembangan psikososialnya
sendiri, mengamati dan berinteraksi dengan orang lain.
sumber:
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung:Remaja Rosdakarya
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung:Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar